Pesan Sang Ibu,,kala aqu menyarungkan pedang,dan bersimpuh diatas pangkuannya,,tertumpah rasa kerinduanqu pada sang ibu..tangannya yg halus mulus membelai kepalaqu, bergetarlah seluruh jiwa ragaku..musnalah api semangat juangku,

Namun sang ibu berkata : anakku sayang.. apabila kakimu sudah melangkah ditengah padang, tancapkan kakimu dalam-dalam dan tetaplah terus bergumam,sebab gumam adalah mantra dari dewa-dewa..gumam mengandung ribuan makna,,apabila gumam sudah menyatu dengan jiwa raga, maka gumam akan berubah menjadi teriakan-terikan, yang nantinya akan berubah menjadi gelombang salju yang besar, yang nantinya akan mampu merobohkan istana yang penuh kepalsuan gedung-gedung yang dihuni kaum munafik..

anaku..apabila pedang sudah kau cabut janganlah kau surut..janganlah bicara soal menang dan kalah, sebab menang dan kalah hanyalah mimpi-mimpi..mimpi muncul dari sebuah keinginan..keinginan adalah sebuah khayalan yang hanya akan melahirkan harta dan kekuasaan..harta dan kekuasaan hanyalah balon-balon sabun yang akan yang terbang di udara pecah dan sirna,,

anakku..asalah pedang ajaklah mereka bertarung ditengah padang lalu tusukkan pedangmu ditengah-tengah selangkangan mereka, biarkan darah tertumpah di negeri ini..
SATUKAN GUMAM’MU MENJADI..”REVOLUSI”..

Karya sastra. WS. RENDRA