Jangan berprasangka buruk dulu, apalagi mencela komunitas yang satu ini, meski tampil urakan,”ngepunk”,metal, tapi soal prinsip nomor satu, ngeband tapi saat adzan berkumandang mereka segera menghentikan aktifitasnya dan sholat, lirik mereka bukan pula anti tuhan, memuja setan dan kebebasan, melaikan bersumber dari sirah nabawi, alqur’an dan hadist. “Mungkin ini secuil pengalaman realita yang saya dapat setelah ikut berpatisipasi dalam acara musik mereka”.

Mungkin bukan rahasia umum lagi, derasnya musik ber’aliran cadas dari barat selalu menstransformasi dan ada misi agenda untuk merusak moral generasi muda, ideologi anti kemapanan,anti negara,anti kapitalisme dan anti agama adalah tema yang diusung lewat musik dengan berbagai aliran, seperti punk, metal, hardcore, hingga rap.. Tapi tidak untuk komunitas musik underground Indonesia yang punya jatidiri dan mengekor ke barat dengan paket gaya hidupnya yang bebas semau gue.

Dalam acara itu saya sempat bertanya pada salah satu senior musik underground, “ kenapa harus bermetal-metal ria seperti ini yac..??? dengan enteng ia menjawab, “ gue hidup di lingkungan orang awam, tapi semetal-metalnya gue, bila adzan tiba, gue pasti break truz sholat dan tradisi itu gue tularkan pada temen-temen gue yang lain, semetal-metalnya gue, jika palestina dizalimi gue sakit hati, bagi gue masalahnya bukan pada LABEL seseorang tapi bisakah mempertahankan nilai-nilai prinsip dalam diri kita ??? mending gue dilabelin orang awam dari pada aktivis or bapak-bapak yang duduk dikursi pemerintahan dengan peci atau baju koko ( baju muslim ) tapi gak bisa kasih contoh di masyarakat, gue Cuma berharap waktu kita jangan dihabiskan untuk berdebat seperti yang kita lihat di televisi tapi “berbuat jauh lebih penting” dan bukan pula sekedar wacana-wacana..